Humor Marketing tidak hanya dipakai untuk mempromosikan produk-produk jualan saja, loh. Nyatanya, humor marketing juga bisa diterapkan untuk melakukan personal branding yang sekarang sedang ramai-ramainya dilakukan di media sosial.
Tapi, sebelumnya, apa, sih, itu humor marketing? Dan bagaimana ia bisa diterapkan untuk personal branding? Humor marketing adalah teknik marketing yang dilakukan dengan memakai konten-konten humor. Teknik ini sudah umum dipakai oleh perusahaan-perusahaan untuk menjual produk-produknya. Lantas, kenapa teknik marketing ini penting untuk personal branding?
Humor adalah elemen yang penting untuk melakukan personal branding di Instagram. Berbeda dengan teknik marketing konvensional yang hanya mengedepankan teknik persuasif berisi keunggulan produk atau diri sendiri, humor marketing berusaha mengemas teknik persuasi itu dengan balutan humor agar audiens terhibur, tertarik, dan lebih mudah mengingat diri Anda.
Kegunaan Humor Marketing
Humor marketing mampu menarik perhatian audiens dengan lebih baik karena ia bukan hanya produk marketing saja, tetapi juga hiburan yang asik ditonton sambil scrolling di media sosial. Karena menjadi konten yang menghibur, audiens lebih betah melihat dan konten yang diunggah, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dengan lebih maksimal sampai ke audiens.
Coba perhatikan unggahan berikut ini:
Unggahan paid promote seorang influencer dan mahasiswa berprestasi 1 FMIPA UGM bernama @mif_ardi yang sekarang berkuliah di Harvard itu menunjukkan bagaimana dirinya berhasil mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju setelah gagal 15 kali.
Di situ, ia mengombinasikan humor yang menyebut dirinya sebagai “preman fakultas” yang suka bolos kelas dan merasa suka salah jurusan akhirnya bisa menjadi seorang awardee beasiswa prestisius itu. Kombinasi antara humor dan branding diri itu membuat konten personal branding yang ia buat terlihat lebih menarik dan menarik lebih banyak engagement.
Lalu, di mana Anda dapat melakukan humor marketing untuk personal branding? Pada dasarnya, ada banyak sekali media sosial yang bisa digunakan. Namun, salah satu media sosial paling recommended adalah Instagram.
Kenapa Instagram? Platform berjejaring milik Meta ini memiliki 1,63 miliar pengguna di seluruh dunia pada tahun 2023, sehingga kita dapat memiliki banyak sekali audiens. Selain itu, Instagram juga memiliki beragam fitur yang menarik untuk membuat konten personal branding, seperti reels dan storygram.
Peran Humor dalam Menciptakan Engangement
Humor marketing menjadi strategi yang terbilang ampuh dalam meningkatkan engangement di media sosial.
Dengan mencitrakan diri melalui humor, Anda memancing audiens untuk ikut bercanda di dalam suatu unggahan, baik dengan berkomentar atau dengan berbagi ke orang lain. Kenapa bisa demikian? Sebab konten humor adalah salah satu konten yang menarik untuk di-share.
Dengan tingkat engangement yang baik, apalagi jika unggahan dibagikan, maka branding tentang diri Anda tersebar ke banyak pihak.
Brand identity yang unik dikenal oleh lebih khalayak, sehingga ia dapat membuka berbagai peluang. Misalnya, ajakan kolaborasi atau bahkan mendapatkan kesempatan mendapatkan rekrutmen tertutup dari perusahaan yang tertarik.
Memakai Humor untuk Membangun Identitas dan Menjaga Relasi dengan Audiens
Humor marketing bukan hanya dilakukan dengan menciptakan konten humor belaka. Aspek lain yang perlu dibangun dalam membangun personal branding adalah tentang bagaimana kita berinteraksi dengan audiens.
Audiens berinteraksi dengan kita di Instagram lewat tiga medium utama, yaitu kolom komentar, direct message (DM), dan storygram. Di dalam kolom komentar, audiens dapat langsung mengomentari suatu konten. Oleh karena itu, Anda bisa merespon komentar para audiens dengan humor yang tentu tetap mempertahankan identitas yang dibangun.
Misal, Coki Pardede (@cokipardedebebas) mem-branding dirinya sebagai seorang stand up comedian yang lekat dengan humor gelap (dark joke) dan satir, maka ia pun membalas komentar para audiens dengan identitas yang sudah ia buat itu. Untuk itu, konsistensi penting untuk memperkuat branding diri.
Engagement lewat Humor
Di sisi lain, dengan membalas komentar, engangement yang lebih besar karena komentar bersifat publik. Karenanya, respon beruntun dapat dipicu di dalam kolom komentar.
Selanjutnya, interaksi bisa terjadi di DM. Di dalam kotak chat privat itu, seorang audiens dapat memulai obrolan bersifat privat. Walau tidak ter-publish sebagaimana dalam kolom komentar, identitas harus tetap dipertahankan.
Melalui chat pribadi, Anda dapat membangun kedekatan dengan audiens. Karena itu, selama audiens tidak menganggu, membalas chat audiens memberikan citra positif.
Di sisi lain, storygram adalah fitur yang umum menjadi medium untuk berinteraksi dengan audiens. Jika konten branding menarik, kemungkinan audiens membagikan konten akan lebih besar. Ketika audiens melakukan share, kita pun masih dapat berinteraksi, misal dengan me-repost unggahan audiens dan memberikan komentar.
Syahdan, interaksi langsung dengan audiens dalam humor marketing pada dasarnya adalah mengajak audiens untuk tertawa bersama. Dengan bersenang-senang bersama, humor menjadi medium branding yang berfungsi untuk membangun relasi emosional dengan audiens.
Langkah Menerapkan Humor Marketing dalam Personal Branding
Setelah memahami apa itu humor marketing dan bagaimana ia dapat menjadi strategi personal branding, lantas bagaimana cara praktis menggunakannya? Berikut beberapa tahap yang dapat dicoba :
1. Temukan Identitas Anda
Sebelum melancarkan strategi humor marketing, Anda perlu menentukan identitas apa yang akan menjadi branding diri di Instagram. Menentukan identitas yang akan ditampilkan penting untuk membangun konsistensi dan merancang strategi branding.
Seorang mahasiswa ambisius menampilkan dirinya yang terus berjuang mendapat prestasi. Sementara itu, seorang pengarang buku mencitrakan dirinya sebagai seorang kutu buku yang rajin menulis.
Lantas apa identitas yang dapat digunakan untuk personal branding? Sebelum menuju tahap selanjutnya, renungkanlah identitas itu terlebih dahulu.
2. Tentukan Apa Saja yang Ingin Dijual
Walau sudah menentukan identitas brand, langkah selanjutnya adalah memspesifikkan apa saja yang ingin “dijual” kepada para audiens.
Sebagian orang melakukan personal branding sekadar agar memiliki jejak digital yang baik, sehingga perekrut kerja tertarik padanya. Ada pula yang merangkap menjadi content creator atau menjual produk dagangannya.
Spesifikasi personal branding ini dapat membantu dalam merancang dan mengintegrasikan identitas dengan produk yang ingin dijual kepada audiens. Nantinya, penggunaan humor marketing juga akan mudah karena keberadaan produk yang spesifik akan mempermudah kita untuk menentukan bagaimana humor akan digunakan.
3. Saatnya Memakai Humor!
Ketika identitas dan produk apa saja yang ingin dimasukkan ke dalam branding, sudah saatnya Anda memasukkan unsur humor. Namun, format humor apa yang ingin dipakai juga harus ditentukan.
Ada berbagai jenis humor yang bisa dipakai, dua di antaranya adalah meme dan reels pendek. Meme sangat populer di internet, termasuk di Instagram sendiri. Lalu meme menjadi salah satu medium humor yang paling mudah dibuat dan diminati oleh para pengguna Instagram.
Meme dapat berbentuk gambar atau video dengan menggunakan format meme yang populer di internet, seperti meme “rugi dong, yang bener aja” yang sedang populer belakangan ini. Untuk membuat meme, tool-tool sederhana sudah sangat membantu, seperti Paint, Photoshop, dan Capcut.
Selain meme, membuat video pendek di fitur reels Instagram. Fitur yang mirip dengan Tiktok ini memungkinkan pengguna mengunggah video pendek berformat vertikal.
Dengan reels, sekarang kita mudah mempublikasikan video humor yang berpotensi akan muncul di kumpulan reel orang lain yang bahkan bukan follower– seperti FYP di TikTok. Untuk membuat reels, orang-orang biasa memakai aplikasi editing video seperti Capcut.
Satu hal lain yang perlu diperhatikan dalam humor marketing adalah memperhatikan tren humor yang sedang populer. Usahakan selalu memakai humor yang sedang populer dan jangan memakai yang sudah basi. Oleh karena itu, Anda harus selalu memperhatikan tren dan memahami format humor tertentu agar branding terlihat lucu, segar, dan tidak garing.
4. Gabungkan Humor dengan Personal Branding
Setelah menentukan strategi humor yang ingin digunakan, kita sudah dapat menggabungkannya dengan personal branding yang dibangun. Pakai humor untuk mengomunikasikan identitas atau produk yang ingin dipromosikan kepada audiens.
Bagaimana? Sudah tertarik mencoba humor marketing untuk melakukan personal branding agar branding di Instagram tidak begitu-begitu saja?
Yuk, mulai belajar humor marketing untuk membuat personal branding yang lebih menarik sekaligus unik, sehingga kita dapat lebih mudah dikenali dan diakrabi oleh para audiens! Anda pun bisa mempelajari lebih lanjut teknik-teknik marketing lainnya di https://jawonvirtualmarketing.com/.
Oleh: Langit Gemintang Muhammad Hartono